Jumat, 10 Juli 2009

TEKNIK DAN TINGKATAN AL-HIKMAH

Tingkatan pertama adalah keilmuan dari garis keilmuan (lineage) Abah Haji Toha.
Pada tingkatan ini para calon ikhwan harus terlebih dahulu diberikan pembangkitan (attunement) dengan cara di gores di perut oleh seorang perawat Al-Hikmah.
Dan kemudian ikhwan yang sudah di gores diberikan 6 wirid pokok yang harus didawamkan dalam 7 hari berturut-turaut ba’da shalat wajib. Jika tahapan “penguncian” ini dilakukan, maka wirid bebas dilakukan kapan saja.

Pada tingkat pertama ini, ikhwan harus belajar dan mampu melakuakan teknik “kedut” Al- Hikmah untuk antisipasi serangan atau berbagai kebutuhan lainnya.
Proses pengencangan perut, melalui diafragma intinya adalah fokus pengencangan/kedut pada "dua jari diatas pusar". Pada tahapan praktis dan aplikatif, apapun yang terjadi atau dibutuhkan lakukan dengan kedut/kencangkan/kompres perut.

Tingkatan kedua adalah keilmuan dari garis keilmuan (lineage) Abah Haji Amilin. Para ikhwan yang sudah merasa naik tingkat harus di cek dulu oleh perawat apakah dirasa berhak untuk “naik tingkat” atau tidak. Pada tahapan ini ikhwan akan dibangkitkan dengan fokus pada kekuatan tangan, alias sudah tidak fokus lagi pada perut. Cukup dengan kencangkan serta kibasan tangan musuh yang menyerang bisa terpental, tanpa perlu tahan nafas. Pada tahapan ini, berdasarkan wawancara dengan pewaris ilmu Al-Hikmah Haji Ade mengacu pada kekuatan “Cahaya Musa” yang memancar di tangan.

Tingkatan berikutnya adalah perawat, dimana ikhwan al-hikmah sudah di beri hak untuk mengisi pada media benda (air, cincin, pagar rumah dll) dan kemudian diberi hak untuk melakukan membangkitkan(attutnement/”menggores”) ilmu alhikmah. Tentunya syarat untuk menjadi perawat, sangat tergantung dari ijin perawat al-hikmah.

(dari berbagai sumber dan wawancara dengan pewaris Ilmu Al-Hikmah)

SEJARAH AL-HIKMAH


Abah Haji Toha
Di awali dengan Pak Toha yang semenjak kecil yang selalu bercita cita untuk mempunyai ilmu yang sangat dia idam idamkan ( ilmu yang mempunyai karakteristik seperti Al- Hikmah yang nanti akan di jelaskan). Kemudian Pak Toha muda pergi belajar salah satu pesantren di daerah Banten dan belajar di sana selama 7 tahun. Namun selama tujuh tahun di sana dia hanya mendapatkan ilmu Qiro'at, Fiqih dan silat Cipecut. Biaya yang dia keluarkan sudah banyak namun ilmu yang dia idam idamkan belum juga dia miliki. Akhirnya Pak Toha pulang ke rumahnya di Jakarta. Ketika dalam perjalanan pulang menggunakan kereta api beliau terus melamun memikirkan biaya yang telah habis namun ilmu yang dia idam idamkan belum juga di dapatkan.

Ketika sedang terbuai dalam lamunanya datanglah 3 orang jawara menghampiri dan salah satu mereka langsung berkata: "Ada ilmu yang hanya membaca dua kalimat syahadat, tetapi bila di tunjuk ke orang yang berniat jahat, maka orang itu langsung terpental." Pak Toha kaget karena itu lah salah satu ciri ilmu yang dia idam-idamkan. Kemudian dia
bertanya "Ilmu apa? Dan dimana saya bisa mempelajarinya?" Tanpa banyak bicara salah seorang dari ketiga jawara itu menulis satu alamat pesantren di bungkus rokok. Pada saat membaca alamat tersebut kemudian Pak Toha menoleh ke 3 orang jawara tsb..mereka sudah tidak ada, bahkan di cari di seluruh gerbong kereta tetap tidak ada.

Sesampai nya di rumah, Bapak dari Pak Toha sedih karena cita-cita anaknya belum tercapai. Namun Pak Toha menceritakan kejadian di kereta yang kemudian
membangkitkan semangat Bapak nya lagi.
Kemudian orang tua Pak Toha menjual kuda dan delmannya sehingga beliau beralih
profesi yang tadinya tukang delman menjadi tukang daun dan tali demi tercapainya
keinginan anaknya.

Alkisah Pak Toha kemudian berangkat ke pesantren yang di tuliskan oleh salah satu
jawara di kereta. Di perjalanan Pak Toha melewati sawah yang sangat luas dan beliau sempat tidur beralaskan jerami di sawah tersebut karena kelelahan. Sesampainya di pesantren yang di tuju. Pak Toha langsung bertemu dengan Kyai di pesantren tersebut.. selesai menjawab salam dari Pak Toha Kyai tersebut langsung bertanya, "Mau kemana kamu Toha?" Pak Toha kaget karena Kyai tersebut sudah mengetahui namanya sebelum dia menyebutkan nama. Kemudian Pak Toha menjawab, "Saya hanya ingin mencari ilmu Kyai."

Kemudian Kyai tersebut berkata "Karena ilmu qiroat dan fiqih kamu sudah cukup, maka kamu tidak perlu lagi belajar seperti santri yang lain. Kamu hanya cukup mengisi bak air wudhu di masjid."

Tiga tahun kurang sepuluh hari lamanya Pak Toha hanya menjadi seorang pengisi
bak tempat berwudu santri yang jumlahnya kurang lebih 300 orang. Pak Toha yang
selama 3 tahun itu tinggal di masjid tidak pernah sekalipun melihat Kyai sholat di masjid, baik sholat 5 waktu atau pun shalat jumat. Beliau hanya bertemu dengan Kyai hanya pada waktu selepas duha yang mengajaknya mengurus kebun kebun.
Karena selama 3 tahun Pak Toha merasa tidak belajar apa apa kemudian pada suatu hari pada waktu subuh Pak Toha mendatangi Kyai sambil membawa al-Quran dengan maksud hendak belajar lagi mengaji.

Namun keinginannya di tolak oleh Kyai tsb dengan ucapan "Toha ilmu qiroat kamu
sudah cukup kamu pelajari dulu di banten." Kemudian Pak Toha hanya di suruh membeli daun kawung ( daun untuk tembakau) dan di suruh menunggu di masjid serta tidak boleh tidur sampai Kyai datang. Setelah membeli daun kawung Pak Toha menunggu Kyai di masjid sampai jam 2 malam yang akhirnya Kyai baru datang. Karena melihat sampai pada saat itu Pak Toha belum juga tidur, kemudian Kyai melihat kesungguhan dari Pak Toha, kemudian Kyai duduk di depan Pak Toha. Beliau meminta daun kawung yang tadi di beli Pak Toha, kemudian beliau mencabut satu helai dari daun kawung tersebut. Aneh nya di helai kawung tersebut sudah tertulis ayat alquran. Kemudan Kyai menunjukan pada Pak Toha dan berkata "Ini
bukan yang kamu cari Toha?" Pak Toha menjawab "Bukan."

Helai demi helai di cabut dan Pak Toha selalu menjawab bukan, hingga akhirnya hanya tersisa dua helai. Kyai bertanya : "Bagaimana jika yang kamu cari tidak ada di sini?" Pak Toha menjawab : "Saya ikhlas jika memang tidak ada. Tapi tolong lah beri saya petunjuk Kyai."

Kyai tersenyum dan kemudian mencabut 2 helai kawung yang tersisa yang ternyata
bertuliskan dua kalimat syahadat... Pak Toha langsung sontak berbicara “Ya itu yang saya cari Kyai. Kemudian Kyai membelah daun kaung tersebut sambil berkata : “Semua yang bergerak di perut adalah hak kamu dan yang bergerak di tangan adalah hak H. Amilin dan pada suatu saat nanti ada murid kamu yang menyatukanya."

Sebegitu lamanya perjuangan Pak Toha untuk mendapatkan ilmu yang dia idam-idamkan.

Siapakah Abah Syaki

Diceritakan bahwa masa dahulu itu, Abah Saki sempat menjadi Centeng di Tg.Priok, dan Abah Syaki ternyata juga mahir dalam bermain silat yang sifatnya fisik, namun tidak diceritakan Silat apakah yang dipegang oleh Abah Syaki. Sehingga ketika bertemu dengan Abah Toha, segera saja Abah Syaki menjajalnya dengan menyerang secara fisik.., dan hasilnya..., Abah Syaki sampai terjerembab jatuh bahkan dikatakan sampai nyungsep masuk ke got. Itulah sebab, mengapa kemudian diceritakan kemudian Abah Syaki menyatakan takluk dan langsung berguru kepada Abah Toha. Setelah pelajaran dirasa cukup, Abah Toha kemudian memerintahkannya untuk melanjutkan pelajaran kepada Abah H. `Amilin yang berdomisili di Dayeuh Kolot Bandung.

Diceritakan kemudian, Abah segera berangkat ke Bandung dan perjumpaan terjadi di
tengah sawah tatkala Abah kemudian bertemu dengan seorang petani yang berperawakan kecil lalu bertanya dimanakah rumahnya Abah H. Amilin. Lalu disambut dengan pertanyaan lagi, untuk apakah kamu mau kesana. Lalu dijawab Abah, mau berguru sesuai amanat dari Abah Toha. Yang ada, Abah segera ditantang berkelahi oleh petani itu dan segera saja Abah melayani dengan mengeluarkan jurus silatnya.. dan terjadi lagi... hanya dengan sedikit gerakan mengibas.., Abah langsung terjatuh dan tidak bisa bergerak.. Akhirnya petani itu tersenyum, dan kemudian menunjukkan arah rumahnya H.`Amilin.. lalu berangkatlah Abah Syaki dengan perasaan herannya mencari ke arah yang ditunjukkan dan sesampainya di rumah H.`Amilin, betapa kagetnya Abah ternyata Abah H.`Amilin ialah petani yang ditemuinya tadi di lokasi sawah.

Beliau sudah ada di rumah itu dan mengenalkan dirinya ialah yang dicari. Demikianlah selanjutnya Abah Syaki diceritakan kemudian menerima pelajaran Asmak dan hal inilah yang menyebabkan kemudian, setelah itu Abah direstui untuk membukapelajaran Hikmah di Cisoka, yang kemudian berdiri dengan nama Al-Hikmah.

Pada awalnya Abah menerima ilmu dari Pak Toha tanpa wiridan. Namun pada tahun
1957 saat detik-detik terakhir hayat Pak Toha, beliau menitipkan surat kepada adik Abah yang pada saat itu sedang aplusan dengan Abah menunggu Pak Toha, yang kemudian di sampaikan surat itu kepada Abah, yang ternyata isinya terdapat 3 lembar. Lembar pertama adalah syarat-syarat yang harus di pegang oleh para penerima ilmu. Lembar kedua isinya 6 wiridan yang sekarang menjadi salah satu kewajiban para ikhwan Al-Hikmah untuk memperkuat energi keilmuanya. Dan lembar ketiga adalah permohonan Pak Toha pada Abah untuk membantu keluarga Pak Toha dalam pengurusan penguburan Pak Toha.

Sepeninggal Pak Toha, Abah mulai mengembangkan keilmuanya sehingga sampai
mempunyai ribuan anggota. Bahkan pada tahun 1965 anggotanya di Lampung mencapai 10.000 orang. Saat itu namanya belum Al-Hikmah, tetapi masih KSBPI ( Kesatuan Seni Budi Pekerti Islam) dan masih satu rumpun dengan SINLAMBA

Namun karena banyak berselisih faham dengan murid Pak Toha yang lainya Abah pun shalat istikharah yang akhirnya mendapatkan petunjuk untuk memberi nama dengan ALHIKMAH. Kemudian Berdirilah Perguruan AL-HIKMAH dengan Guru Besar “ABAH HAJI SYAKI ABDUL SYUKUR” dengan basik keilmuan dari Abah Haji Toha dan Abah Haji Amilin.

(dari berbagai sumber dan konfirmasi dengan pewaris al-hikmah pusat)

SEKELUMIT AL-HIKMAH

AL-HIKMAH berasal dari kata HAKAMA-YAHKUMU_HIKMATAN, sedang kalau kata jama'nya AL HIKMAH kurang lebihnya berarti: Ilmu pengetahuan, kebenaran, keadilan, kebijaksanaan, filsafat, perkataan yang sesuai, benar dan penuh kebaikan.

Lebih luas lagi bisa kita jabarkan bahwa ilmu al hikmah adalah ilmu yang hak, benar, yang diambil dari hikmah asma allah al’zhom, hikmah ayat-ayat al-quran dan doa-doa yang mustajab untuk mencapai keselamatan, kesejahteraan, kebahagiaan zhohir dan batin dunia akhirat dengan cara mendekatkan diri kepada allah swt, taqarrub ilallah.

Dengan ilmu alhikmah ini diharapkan menjadi kunci masuk dalam mencapai tahapan Takhalli (pembersihan hati), Tahalli (mengisi hati dengan mengingat Allah) dan Tajalli (Datangnya kebahagiaan karena ridho Allah). Dengan demikian siapapun pengamal (ikhwan) Al-Hikmah diharapkan dapat mencapai tataran sebagai insan kamil (manusia yang sempurna).